Masih ingatkah pelajaran menggambar ketika jaman TK atau SD dulu? Entah mengapa, sepertinya setiap TK atau SD memiliki protap gambar pemandangan yang baku. Buktinya, ketika iseng bertanya ke teman-teman, selalu mengiyakan, “Iya, dulu kita juga diminta menggambar pemandangan seperti itu”. dan inilah gambar yang paling mudah untuk di gambar
Gambarnya selalu memiliki penampakan dua buah gunung berbentuk segitiga berjajar. Bentuknya kadang benar-benar segitiga lancip atau terkadang sudah mengalami penghalusan, tidak lancip lagi. Di antara kedua gunung, selalu tergambar matahari yang bersinar. Kadang dilengkapi dengan mata dan mulut yang menyunggingkan senyum. Tak tertinggal, garis-garis lurus yang menggambarkan sinar matahari yang bersinar. Pada bagian langit akan ada gambar awan putih. Terkadang terbalik, awannya berwarna biru sedangkan langitnya berwarna putih. Tidak lupa tergambar pula burung-burung dengan metode penggambaran yang sama persis.
Masih belum cukup sampai di sana. Pada bagian bawah gambar, juga memiliki gambaran yang kurang lebih sama. Selalu ada jalan yang berasal dari kaki gunung dan di sebelah kiri dan kanannya sawah yang membentang hijau. Ditambah dengan gambar rumah dan pohon, lengkaplah sudah gambar pemandangan standar TK dan SD. Dulu sempat bertanya, “Kenapa kalau gambar pemandangan itu harus seperti itu?”.
Siang tadi, mendapatkan kiriman gambar dari teman. Ternyata gambar pemandangan legendaris benar-benar ada di Indonesia. Berarti, mungkin guru-guru jaman dahulu, terinspirasi oleh pemandangan itu. Terus terang, baru tahu. He..he..he.. Terlintas di benak, inilah salah satu kesalahan yang ada. Dari jaman dulu, kita kurang dapat mengembangkan kreativitas. Setiap TK dan SD menggambar pemandangan yang sama. Mengacu pada satu gambar pemandangan. Padahal, Indonesia sangat kaya dengan alam yang indah. Seharusnya gambar pemandangannya, tidak hanya terpaku pada satu gambar itu. Tapi itu mungkin yang menjadi dasar awal gambar pemandangan. Pengembangannya, terserah masing-masing anak.
Ternyata selama ini kita terdoktrinasi oleh gambar pemandangan dari Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Kedua gunung itu letaknya memang berdekatan serta memiliki bentuk dan tinggi yang hampir sama. Gunung Sumbing berada di sebelah Barat Daya Kota Temanggung dan sebelah Timur Kota Wonosobo sedangkan Gunung Sindoro berada di sebelah Barat Laut Temanggung dan sebelah Timur Laut Wonosobo. Sebuah doktrinasi ala Temanggung dan Wonosobo. Seorang teman berceloteh, “Berarti guru jaman dulu asalnya dari Temanggung dan Wonosobo. Di kampungnya sana memang pemandangannya seperti itu”. Senyum tersungging. Boleh jadi demikian.
Lingkungan di sekitar Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing memang masih asri. Panorama alam yang apik dan lokasinya yang dekat dengan dataran tinggi Dieng menjadikan Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro sebenarnya menyimpan potensi besar sebagai salah satu destinasi wisata. Menarik juga jika menjadikannya wisata lukisan alam legendaris. Seperti yang diajarkan guru-guru TK dan SD jaman dulu
Afif Yulma P,- sumber : kompasnia
0 komentar:
Post a Comment