Cilacap - Terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir, menyerahkan sejumlah atribut yang sebelumnya disebut-sebut sebagai simbol Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kepada pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan. (Baca: Aktor Video ISIS Bachrumsyah Suka Bolos Kuliah)
Penyerahan simbol ISIS itu diungkapkan asisten pribadi Abu Bakar Ba'asyir, Hasyim Abdullah, saat mendatangi Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, bersama 36 pendukung terpidana itu pada Kamis, 7 Agustus 2014. Namun, saat penyerahan itu, Hasyim mengatakan atribut itu bukan simbol ISIS. “Sebenarnya itu bukan bendera ISIS, tapi simbol Daulah Khilafah Islamiyah,” katanya. (Baca: ISIS Cekoki Anak-anak dengan Video Pemenggalan)
Menurut Hasyim, Ba'asyir memang mendukung terbentuknya Daulah Khilafah Islamiyah. Ba'asyir, Hasyim melanjutkan, berbaiat terhadap khilafah, bukan kepada ISIS. Setelah terbentuknya khilafah, maka diangkatlah seorang khalifah sebagai ulil amriatau pemimpin dunia. (Baca: MUI Haramkan Umat Islam Masuk ISIS)
Hasyim mengatakan Ba'asyir berpandangan ISIS hanyalah sebuah organisasi yang memperjuangkan kekuasaan di Irak dan Syam (Suriah) atau gerakan perjuangan jihad. Dalam Islam, kata dia, jika sudah terbentuk khilafah, wajib bagi kaum muslimin di mana saja untuk berbaiat kepada khalifah. Jika tidak melakukan, dia akan terkena ancaman Rasulullah, yaitu mati secara jahiliyah.
Menurut Hasyim, Ba'asyir dan 22 orang lainnya dari 43 narapidana kasus terorisme sudah berbaiat kepada khilafah, dan bukan kepada ISIS.
Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Andry Triaspotra mengatakan pengamanan di Nusakambangan diperketat setelah muncul foto Ba'asyir sedang dibaiat di dalam lapas. (Baca:Foto dengan Bendera ISIS, Baasyir Akan Dihukum.) Menurut dia, pengawasan diperketat saat jam besuk. "Menghadapi narapidana memang berbeda, moril penjaga lapas bisa down," katanya. (Baca:Surakarta Dianggap Basis ISIS di Jawa Tengah)
Para petugas lapas sering ketakutan karena narapidana terorisme sudah tahu nama keluarga mereka. Akibatnya, blok penjara narapidana kasus terorisme jarang dirazia.
Ia mengaku sudah menyelidiki asal mula bendera ISIS yang ada di Nusakambangan. Bendera tersebut diselundupkan dengan cara menjadikannya jilbab yang digunakan pembesuk.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah Hermawan Yuniyanto mengatakan pembesuk wanita akan diperiksa oleh petugas lapas perempuan. "Tenaga dari Lapas Pasir Putih kurang, makanya kami ambil dari lapas lain," katanya.
Petugas lapas perempuan bertugas menggeledah pembesuk wanita yang ingin mengunjungi narapidana terorisme. Saat ini, kata dia, di Lapas Pasir Putih ada 43 narapidana terorisme, terbanyak di antara lapas lainnya.
Share This Article
Recent Posts Widget
0 komentar:
Post a Comment