Kejadian pemotongan rambut di Bandung, dialami oleh Selly (17) dan Kiki (14). Keduanya sama-sama dipotong rambutnya ketika berada di angkot. Pelakunya seorang laki-laki misterius memakai tas ransel.
"Ciri-ciri orangnya sama. Laki-laki usianya sekitar 24 tahun. Tampilannya rapi," ujar Selly saat dihubungi detikcom, Jumat (12/12/2014).
Pemuda tersebut disebut Selly membawa tas ransel, menggunakan polo shirt, celana jeans dan sepatu kets. Sekilas, pria itu senyum-senyum dan seolah menaruh perhatian pada Selly. Hingga akhirnya dia duduk pindah di samping wanita tersebut. Selly pun akhirnya duduk membelakangi.
Saat itulah ia menduga pemuda tersebut melakukan aksinya. Rambut Selly dipotong beberapa centimeter. Kala itu, dia tak sadar dan baru melihat perubahan di mahkotanya setelah turun angkot.
Sementara adiknya Kiki, bertemu dengan pemuda tersebut dalam perjalanan pulang sekolah. Kejadian tersebut keduanya alami saat menumpang angkot jurusan Sadangserang-Stasion.
Fenomena ini terjadi juga di belahan dunia lainnya, hingga Venezuela. Di sana, bahkan para penjahatnya lebih kejam
Anggota geng kriminal tersebut bersenjatakan gunting dan berkeliaran di jalanan. Mereka mengincar para wanita berambut panjang. Akibat aksi brutalnya ini, warga setempat menjuluki mereka 'piranas', sebutan ikan pemakan daging.
Rambut yang dicuri dari pemiliknya ini kemudian dijual oleh anggota geng ke salon-salon setempat untuk dijadikan rambut palsu. Satu kepang rambut bisa bernilai hingga US$ 1.000 tergantung pada seberapa panjang, tebal dan sehat rambut tersebut.
Sejumlah wanita setempat memilih untuk memotong pendek rambutnya di salon dan kemudian menyumbangkannya untuk amal. Salah satunya Vanessa Castillo yang merelakan rambut panjang hitamnya untuk dibabat habis.
"Lebih baik diberikan kepada anak-anak penderita kanker daripada dicuri oleh piranas," ucapnya.
Seorang penata rambut setempat, Contreras mengeluhkan banyaknya pelanggan yang datang ke tempatnya karena takut menjadi korban geng 'piranas'. Acara amal untuk mendonasikan rambut kepada anak-anak penderita kanker pun ramai didatangi warga.
Insiden ini marak dilaporkan di ibukota Caracas dan Maracaibo, yang merupakan kota kedua terbesar di Venezuela. Namun anehnya, belum ada satu laporan pun kepada kepolisian setempat. Kendati demikian, kepolisian setempat tetap melakukan pengawasan, baik di keramaian maupun jalanan setempat.
Di sisi lain, sejumlah wanita di Maracaibo dan Caracas melakukan langkah antisipasi. Mereka yang berambut panjang terpaksa menggelung rambut atau menutupinya dengan topi.
sumber : detik.com
0 komentar:
Post a Comment