11/20/2014

Tagged Under: ,

Bukannya Minta Ongkos Berobat,Dokter ini Malah memberi Uang kepada Pasien yang Kurang Mampu

By: afif yulma On: 7:46 PM
  • Bagikan
  • Pos-Solo,- (Gambar Hanya Ilustrasi) Seseorang yang bersekolah hingga jenjang perguruan tinggi belum tentu berasal dari keluarga berada. Terkadang yang bersangkutan dan keluarganya harus mengencangkan ikat pinggang sedemikian erat demi bisa mendapat pendidikan setinggi-tingginya sekaligus bertahan hidup. Tapi dunia seolah tidak bersahabat ketika penyakit datang. Untunglah ada dokter baik hati, yang malah memberi uang pada pasien kurang mampu untuk berobat.

    Pengalaman diberi uang oleh
     dokter dituturkan oleh
     seorangpembaca detikHealth, Pradana. Mahasiswa yang kuliah di salah satu universitas di Makassar ini suatu kali mengalami bengkak di leher bagian kanan bawah, tepatnyanya dekat rahang kanan. Saat periksa ke puskesmas, dia dirujuk ke Pusat Penelitian Kesehatan Gigi dan Mulut (PPKGM).

    Setelah menjalani foto rahang, diketahui Pradana terkena abses submandibula, sehingga dia disarankan berkonsultasi ke dokter ahli tumor. Sebelum menjalani sejumlah pemeriksaan, Pradana diminta untuk membayar Rp 650 ribu terlebih dahulu, yang terdiri dari tarif dokter Rp 250 ribu, pemeriksaan darah Rp 200 ribu, dan pemeriksaan urine Rp 200 ribu.

    "Sontak saya shock dan mengatakan 'Maaf saya hanya punya uang Rp 100.000'," kata Pradana kepada detikHealth, Kamis (20/11/2014).

    Uang tersebut diterima petugas. Namun pemeriksaan urine dan darah ditunda terlebih dahulu. Petugas mengatakan sisa tagihan berobat agar dibayar saat pemeriksaan selanjutnya. Pradana juga diberi resep obat. Namun obat urung ditebusnya karena biayanya mencapai Rp 800 ribu.

    Keesokan harinya Pradana kembali ke PPKGM. Saat bertemu seorang dokter, dia disarankan untuk menemui seorang dokter bedah mulut. Dokter tersebut menyebutkan nama spesialis bedah mulut tersebut. Akhirnya Pradana pun mencari-cari informasi soal spesialis tersebut.

    "Setelah bertanya ke sana-sini, saya akhirnya tahu di mana beliau praktik. Saya pun ke tempat praktik beliau," ucapnya

    Tempat praktik itu menurutnya sangat nyaman. Tempat tunggu dilengkapi pendingin ruangan dan televisi layar datar. Saat dipanggil ke ruang periksa, Pradana diminta mengganti sandal khusus pasien.

    "Beliau sangat murah senyum, dengan ramahnya beliau mempersilakan saya duduk untuk diperiksa. Setelah pemeriksaan, beliau menyarankan agar segera dioperasi. Beliau dengan ramahnya bertanya, 'Kamu Askes (pada saat itu belum berubah menjadi BPJS) tidak Nak?' Saya pun mengiyakan," kisah Pradana.

    Lalu dokter menyarankan agar Pradana dioperasi di RS tempat dokter tersebut bekerja, lantaran memiliki kerja sama dengan Askes. Biaya konsultasi saat itu Rp 100 ribu. 

    "Singkat cerita, saya pun selesai dioperasi. Saya lantas disarankan untuk kontrol di tempat praktik dokter yang mengoperasi saya, karena pihak rumah sakit mengatakan asuransi saya tidak menanggung biaya kontrol pasca operasi," lanjutnya. 

    Kontrol rutin dilakukan Pradana 3-4 kali seminggu. Setiap kontrol, Pradana mengeluarkan uang Rp 50 ribu. Hingga suatu kali dia mengatakan pada dokter jika dirinya tidak mampu membayar biaya kontrol. Sebab Pradana merupakan anak yatim, sementara ibunya telah pensiun. Apalagi saat ini dia hanyalah seorang mahasiswa yang belum punya penghasilan.

    "Dengan senyum dan sedikit tertawa, dokter itu berkata, 'Kenapa tidak bilang dari awal, kalau begitu kamu tidak usah bayar, Nak'. Setelah kontrol, saya menuju tempat pembayaran, biasanya saya mengeluarkan biaya Rp 50 ribu. Tapi kali ini malah asisten dokter tersebut meminta nomor rekening saya," papar Pradana.

    "Saya berikan nomor rekening yang saya dapatkan dari pengurusan kartu tanda mahasiswa. Keesokan harinya, saya datang kontrol dan seperti biasa, setelah kontrol saya ke tempat pembayaran. Asisten dokter tersebut berkata bahwa dokter sudah mengirimkan uang Rp 1 juta ke rekening saya untuk membeli obat dan biaya perawatan pasca operasi saya," sambungnya.

    Betapa terkejut dan harunya Pradana. Sebab baru pertama kali ini dia bertemu dokter yang mau memikirkan keadaan ekonomi pasiennya. Bergegas Pradana mengucapkan terimakasih kepada dokter tersebut. Dokter berpesan agar Pradana fokus pada kesembuhannya. 

    "Saya berharap, masih banyak lagi dokter-dokter lainnya yang lebih berupaya memfokuskan demi kesembuhan pasiennya. Dan dokter yang telah berbaik hati terhadap saya, semoga Allah selalu menjaga dan melindungimu dalam setiap pengabdian muliamu sebagai dokter. Aamiin," pungkas Pradana.

    ada yang mempunyai pengalaman yang menarik? bila ada bisa anda kirimkan ke Email kami : aypdjamur@gmail.com untuk dibagikan kepada para pembaca agar terinspirasi

    sumber : detik.com

    0 komentar:

    Post a Comment