Padahal hari ini, pria yang juga terkenal lewat tagline kontroversial 'statusisasi' itu seharusnya bisa menghirup udara bebas setelah 1,5 tahun mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Bulak Kapal, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Keluarga dan kuasa hukumnya, Sunan Kalijaga pun terkejut dengan penangkapan kembali Vicky. Begitu juga dengan Himpunan Advokasi Muda Indonesi (HAMI) yang turut mendampingi keluarga dan kuasa hukum Vicky.
Bahkan sang ibunda, Ema Fauziah langsung menjerita histeris saat puluhan penyidik dari Polresta Bekasi Kota mendatangi Lapas Bulak Kapal.
"Klien kami bukan penjahat dengan klafikasinya seperti teroris, pembunuhan, atau kejahatan yang meresahkan masyarakat sehingga diperlakukan seperti ini," kata Sunan Kalijaga kepada Pos-Solo di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/11/2014).
Sunan mengaku, Vicky dan keluarga tak pernah mendapatkan surat panggilan.
"Kami tidak akan tinggal diam dan akan melaporkan ke institusi Polri tentang tindakan penjemputan paksa Vicky yang dilakukan petugas kepolisian Polresta Bekasi Kota," ucap dia.
Kali ini Vicky Prasetyo bersama ayah kandungnya, Hermanto, diduga terlibat kasus pemalsuan dokumen dan surat-surat milik seseorang bernama About Taher, sesuai dengan laporan bernomor LP/1596/K/VIII/2014/SPKT/Resta Bks Kota/15 Agustus 2014.
Seperti yang diungkapkan Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo, laporan itu berisi dugaan kasus pemalsuan dan penggelapan surat-surat dan dokumen seluas 2.800 meter persegi di kawasan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Saat ini Vicky dan ayah sudah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kasus pemalsuan dan penggelapan tanah," ujar Siswo.
Vicky Prasetyo dijerat dengan pasal berlapis, yaitu pasal 263 KUHP, pasal 266 KUHP, dan pasal 385 KUHP tentang Pemalsuan dan Penggelapan dengan ancaman 7 tahun penjara.
Hingga kini pihak penyidik masih memintai keterangan dari Vicky dan ayahnya. (Riz)
0 komentar:
Post a Comment