10/20/2014

Tagged Under:

Inilah Isi Pidato Pertama Presiden RI ke-7 Jokowi

By: afif yulma On: 8:36 PM
  • Bagikan
  • Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pidato usai pelantikannya bersama Wapres Jusuf Kalla di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/10). Joko Widodo - Jusuf Kalla resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2014 - 2019./AntaraPos-Solo,- Jakarta, Jokowi dan JK telah Resmi Menjadi Presiden dan Wakil Presiden,Untuk pertama kalinya menyampaikan pidato setelah pengambilan sumpah dan pelantikan di sidang MPR, Senin (20/10/2014). Usai dilantik Jokowi dipersilakan pimpinan sidang MPR Zulkifli Hasan menyampaikan pidato perdananya.Jokowi pun menyampaikan pidatonya yang diberi tajuk "Di Bawah Kehendak Rakyat dan Konstitusi"
    Berikut kutipan Pidato yang ditayangkan oleh MetroTV

    Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
    Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
    Om Swastiastu,
    Namo Buddhaya
    Yang saya hormati, para pimpinan dan seluruh anggota MPR,
    Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia,
    Yang saya hormati, Bapak Prof Dr BJ Habibie, Presiden Republik Indonesia ke 3, Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia ke-5, Bapak Try Sutrisno, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Hamzah Haz, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-9,
    Yang saya hormati, Bapak Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Prof Dr Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11,
    Yang saya hormati, para pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara,
    Yang saya hormati dan saya muliakan, kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat,
    Para tamu, undangan yang saya hormati,
    Saudara-saudara sebangsa, se-Tanah Air,
    Hadirin yang saya muliakan,
    Baru saja kami mengucapkan sumpah, sumpah itu memiliki makna spritual yang dalam, yang menegaskan komitmen untuk bekerja keras mencapai kehendak kita bersama sebagai bangsa yang besar.
    Kini saatnya, kita menyatukan hati dan tangan. Kini saatnya, bersama-sama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang mahaberat, yakni mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
    Saya yakin tugas sejarah yang berat itu akan bisa kita pikul bersama dengan persatuan, gotong-royong dan kerja keras. Persatuan dan gotong-royong adalah syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar. Kita tidak akan pernah besar jika terjebak dalam keterbelahan dan keterpecahan. Dan, kita tidak pernah betul-betul merdeka tanpa kerja keras.
    Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan setiap rakyat di seluruh pelosok Tanah Air, merasakan kehadiran pelayanan pemerintahan. Saya juga mengajak seluruh lembaga negara untuk bekerja dengan semangat yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Saya yakin, negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh Konstitusi.
    Kepada para nelayan, buruh, petani, pedagang bakso, pedagang asongan, sopir, akademisi, guru, TNI, Polri, pengusaha dan kalangan profesional, saya menyerukan untuk bekerja keras, bahu membahu, bergotong rotong. Inilah, momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja...bekerja... dan bekerja
    Hadirin yang mulia,
    Kita juga ingin hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri. Bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global.
    Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk.
    Kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di Laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.
    Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air,
    Kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden, Wakil Presiden ataupun jajaran pemerintahan yang saya pimpin, tetapi membutuhkan topangan kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh bangsa.
    Lima tahun ke depan menjadi momentum pertaruhan kita sebagai bangsa merdeka. Oleh sebab itu, kerja, kerja, dan kerja adalah yang utama. Saya yakin, dengan kerja keras dan gotong royong, kita akan akan mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
    Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air,
    Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat.
    Saya ingin menegaskan, di bawah pemerintahan saya, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sebagai negara kepulauan, dan sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, akan terus menjalankan politik luar negeri bebas-aktif, yang diabdikan untuk kepentingan nasional, dan ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
    Pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan atas nama bangsa Indonesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Prof Dr Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun terakhir.
    Hadirian yang saya muliakan,
    Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung.
    Sebagai nakhoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudra dengan kekuatan kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan Konstitusi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya kita bersama.
    Merdeka !!!, Merdeka !!! Merdeka !!!
    Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Semoga Tuhan memberkati,
    Om Shanti Shanti Shanti Om,
    Namo Buddhaya 
    (JIBI)

    0 komentar:

    Post a Comment